DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………………………….…....1
BAB 1. PENDAHALUAN
1.1 LATAR BELAKANG ………………………………………………..…..…....2
1.2 TUJUAN PEMBELAJARAN……………………………….……………..…..2
BAB
2. KAJIAN TEORI KOPLING
2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING............…………………….…..3
2.2 JENIS-JENIS KOPLING…………....………………………………………3
2.3 KOMPONEN UTAMA
KOPLING………….........……………………..…..7
2.4 CARA KERJA
KOPLING……………...…………………………………..8
2.5 FUNGSI DAN CARA KERJA
KOMPONEN PENGOPERASIAN
UNIT KOPLING.…9
BAB 3. PEMBONGKARAN , PEMERIKSAAN DAN PEMASANGAN KOPLING……………….…………….13
BAB 4. PEMELIHARAAN DAN
PENYETELAN UNIT KOPLING DAN KOMPONEN PENGOPERASIAN..15
BAB 5. PENUTUP
3.1
KESIMPULAN…………..………………………………………………………………………………..20
3.2 SARAN…...……………………………………………………………………………………...…….….20
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Makalah ini
di susun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan mata kuliah Sistem Pemindah
Tenaga . di mana Dosen yang mengajar mata kuliah ini menuntun mahasiswanya agar
membuat makalah / tugas akhir mengenai salah materi Sistem Pemindah Tenaga(
praktek ) . jadi saya sebagai mahasiswa yang mengikuti perkuliahan mata kuliah
Sistem Pemindah Tenaga ini memilih sub materi tentang Kopling dan lebih di
fokuskan pada kopling gesek , karena kopling merupakan suatu bagian system
pemindah tenaga yang sangat berpengaruh dalam pemindahan tenaga dari fly wheel
ke transmisi .
1.2
TUJUAN RUMUSAN
Ø Agar
mahasiswa mengetahui fungsi dari kopling
Ø Agar
mahasiswa mengetahui prinsip cara kerja kopling
Ø Agar
mahasiswa megetahui fungsi dan cara kerja pengoperasian kopling
Ø Agar
mahasiswa mengetahui unit dan komponen kopling
Ø Agar
mahasiswa mengetahui perawatan pada kopling
Ø Agar
mahasisiwa mampu menyetel unit kopling dan komponen pengoperasian
Ø Agar
mahasiswa mampu menganalisa gejala-gejala kerusakan pada kopling
BAB
2
KAJIAN
TEORI KOPLING
2.1 Pengertian dan fungsi kopling
Kopling adalah satu bagian yang mutlak di perlukan
pada mobil-mobil bensin ,diesel dan jenis lainnya di mana penggerak utamanya di
peroleh dari hasil pembakaran di dalam silinder mesin.
Fungsi kopling
1.untuk
memutus dan menghubungkan putaran dari dari flywheel ke poros input transmisi
2.untuk
memperlembut perpindahan gigi (1,2,3,4,5,R)
3.untuk
memungkinkan kendaraan tidak berjalan pada saat mesin hidup dan gigi
perseneling tidak pada posisi netral.
Beberapa syarat
yang harus dipenuhi oleh sebuah kopling adalah:
1.
Mampu menahan adanya kelebihan beban.
2.
Mengurangi getaran dari poros penggerak yang diakibatkan oleh gerakan dari elemen lain.
3.
Mampu menjamin penyambungan dua poros atau lebih.
4.
Mampu mencegah terjadinya beban kejut.
2.2 Jenis-jenis kopling
Menurut
konstruksi dan cara kerjanya ,kopling pada automobile dapat di bedakan menjadi
beberapa macam antara lain :
1.koplling
gesek (fraction clutch)
a.kopling gesek plat tunggal (single plate clutch)
Gambar 1. Clutch assembly
Komponen
utama dari kopling gesek ini adalah sebagai berikut :
(1) Driven plate
(juga dikenal
sebagai piringan kopling, pelat kopling atau friction disc /piringan gesek, atau
kanvas kopling). Plat kopling bagian tengahnya berhubungan slip dengan poros
transmisi. Sementara ujung luarnya dilapisi kampas kopling yang pemasangannya di
keling.
Konstruksinya dapat
dilihat pada gambar 6.
Gambar 2. Plat kopling tunggal.
(2).Pressure plate (plat penekan) dan rumahnya,
unit ini yang berfungsi untuk
menekan/menjepit kampas kopling hingga terjadi perpindahan tenaga dari mesin ke poros
transmisi.untuk kemampuan menjepitnya, plat tekan didukung oleh pegas kopling.
Pegas kopling paling tidak ada dua macam, yaitu dalam bentuk pegas coil dan diafragma atau
orang umum menyebutnya sebagai matahari. Kontruksinya seperti terlihat pada
gambar 9 berikut ini.
Gambar 3. Clutch asembly dengan
pegas diafragma Gambar 4. Pegas diafragma/matahari
dan pegas coil.
(3).Clutch release atau throwout bearing
Unit ini berfungsi untuk memberikan tekanan
yang bersamaan pada pressure
plate lever dan menghindarkan terjadinya gesekan antara pengungkit dengan
pressure plate lever untuk pegas coil. Sedangkan yang pakai pegas difragma langsung keujung pegas. Bantalan tekan
ini ada tiga macam. Seperti terlihatpada gambar 12 berikut ini.
Gambar 5. Macam-macam bantalan tekan kopling
(4)
Throwout lever/clutch
fork/plate lever
Berfungsi
untukmenyalurkan tenaga pembebas kopling. Konstruksi di atas berarti plat tekan bersama rumahnya dipasang
menggunakan baut pada fly wheel. Sementara plat kopling dipasang diantara fly wheel dengan pelat
tekan, dan bagian tengahnya dihubungkan
dengan poros transmisi dengan sistem sliding. Dengan demikian prinsip dasar
bekerjanya kopling gesek dengan plat tunggal yang banyak digunakan
pada kendaraan roda empat ini . Seperti terlihat pada gambar 13 berikut ini.
Gambar
6 .Prinsip
kerja kopling plat tunggal
b.kopling gesek plat
ganda
Kopling
gesek plat ganda banyak digunakan pada kendaraan ringan seperti sepeda motor dan dalam
kerjanya Tercelup di dalam oli mesin. Konstruksinya seperti terlihat pada gambar 16.
Gambar 7. Komponen kopling gesek plat ganda.
Konstruksi
kopling gesek plat ganda menggunakan dua jenis plat, yaitu plat gesek dan plat kopling.
Plat gesek tanpa lapisan kanvas, seluruhnya dari logam. Sedangkan plat kopling pada
bagian yang bersentuhan dengan plat gesek dilapisi dengan kanvas pada kedua sisinya. Jumlah
dan lebar plat sangat ditentukan besarnya tenaga yang akan dipindahkan.
Rangkaian
komponen kopling gesek plat ganda dapat digambarkan
sebagai berikut.
Gambar8. Rangkaian kopling gesek plat ganda.
Rangkaian
kopling tersebut terdiri dari satu plat tekan yang ditekan oleh 4
sampai 6 buah pegas kopling.terdapat 4 buah plat gesek dan 4 buah plat kopling yang
dijepit oleh plat tekan. Plat kopling dipasang pada rumah yang disambungkan dengan roda gigi yang
berhubungan dengan transmissi. Sementara plat gesek dipasang pada dudukan plat
gesek yang disambungkan dengan roda gigi
primer yang berhubungan dengan poros engkol.
Pada
saat batang pembebas tidak ada tekanan, maka plat tekan
menekan/menjepit plat kopling dan plat gesek secara bersama, sehingga
terjadi aliran tenaga dari mesin ke roda gigi primer, ke plat gesek, pindah ke plat
kopling, dan Keroda gigi yang berhubungan dengan transmisi.
2.Kopling fluida
Penerusan daya
dilakukan oleh fluida sehingga tidak ada hubungan antara kedua poros. Kopling Fluida sangat cocok untuk mentransmisikan putaran tinggi dan daya yang besar. Keuntungannya adalah getaran
dari sisi penggerak dan tumbukan dari sisi beban tidak saling
diteruskan. Demikian pula pada waktu
terjadi pembebanan lebih , penggerak mula tidak akan terkena momen yang akan melebihi batas kemampuan.
|
2.3 Komponen Utama Kopling
1.Roda Penerus
Selain sebagai penstabil putaran motor,roda
penerus juga berfungsi sebagai dudukan
hampir seluruh komponen kopling.
2.Pelat Kopling
Kopling berbentuk bulat dan tipis terbuat
dari plat baja berkualitaas tinggi. Kedua
sisi plat kopling dilapisi dengan bahan yang memiliki koefesien gesek tinggi. Bahan
gesek ini disatukan dengan plat kopling dengan menggunakan keeling (rivet).
3. Pelat Tekan
Pelat tekan
kopling terbuat dari besi tuang.pelat tekan berbentuk bulat dan diameternya hampir sama dengan diameter plat
kopling. salah satu sisinya (sisi yang
berhubungan dengan plat kopling) dibuat halus, sisi ini akan menekan plat yang berhubungan dengan plat kopling) dibuat
halus, sisi ini akan menekan plat dengan
kebutuhan penempatan komponen kopling lainnya.
4. Unit Plat Penekan
Sebagai satu
kesatuan dengan plat penekan, pelat penekan dilengkapi dengan sejumlah pegas spiral atau pegas diaphragma.
tutup dan tuas penekan. Pegas digunakan
untuk memberikan tekanan terhadap pelat tekan, pelat kopling dan roda penerus. jumlah pegas (kekuatan tekan)
disesuikan dengan besar daya yang
harus dipindahkan.
2.4 Cara
kerja kopling
Cara Kerja Kopling
Pada saat pedal
kopling ditekan/diinjak, ujung tuas akan mendorong bantalan luncur kebelakang. bantalan luncur akan menarik
plat tekan melawan tekananpegas.
Pada saat pelat tekan bergerak mundur,
pelat kopling terbebas dari roda penerus dan perpindahan daya
terputus. bila tekanan pedal kopling dilepas, pegas kopling akan
mendorong pelat tekan maju dan menjepit pelat kopling dengan roda penerus dan
terjadi perpindahan daya. Pada saat pelat tekan bergerak
kedepan,pelat kopling akan menarik bantalan luncur,
sehingga pedal kopling kembali ke posisi semula. selain secara mekanik, sebagai
mekanisme pelepas hubungan.
Sekarang sudah banyak digunakan sistem
hidrolik dan booster. secara umum, sistem hidrolik dan hidrolik
booster adalah sama. perbedaannya adalah pada sistem
hidrolik booster , digunakan booster untuk memperkecil daya tekan pada pedal
kopling. pemilihan sistem yang digunakan disesuikan dengan kebutuhan.
Pada sistem hidrolik, pada saat pedal
kopling ditekan, maka batang penerus akan mendorong piston pada
master silinder kopling, fluidapada sistem akan meneruskan
daya ini keselinder pada unit kopling, dan piston silinder unit kopling akan
mendorong tuas, dan seperti pada sistem mekanik, pelat kopling terlepas, sehingga
penerusan daya dari motor ke transmisi terputus Cara kerja sistem hidrolik ini sama seperti cara kerja
pada sistem rem.
2.5 Fungsi dan cara kerja komponen pengoperasian unit kopling
1. Konsep dasar fungsi dan
kerja komponen pengoperasian
unit kopling
Seperti
telah dijelaskan kopling berfungsi untuk memutus dan menghubungkan penyaluran tenaga mesin
ke roda
penggerak. Untuk mengoperasikan fungsi tersebut, pada kendaraan ada dua macam
yaitu sistem mekanik dan sistem hidrolik. Sistem mekanik untuk memindahkan tenaga
kaki melalui
pedal kopling disalurkan kabel baja ke pengungkit ( throwout lever ). Sementara
pengoperasian sistem hidolik
tenaga disalurkan melalui minyak rem yang dirangkai sedemikkian rupa
sehingga dapat mengoperasikan kopling.
Untuk
lebih jelasnya perhatikan gambar 18
.
Gambar 18. Pedal kopling sistem mekanik
Pengoperasian
unit kopling sistem mekanik menggunakan kabel baja yang menghubungkan pedal kopling dengan
tuas pembebas
kopling. Saat pedal kopling diinjak, maka akan menarik kabel kopling
yang diteruskan dengan menggerakan
tuas pembebas kearah menekan pegas kopling. Sehingga plat kopling bebas tak
terjepit oleh plat tekan. Saat pedal dilepas, maka pedal kopling akan dikembalikan pada posisi
semula oleh pegas pengendali pedal (8). Sementara tuas kopling akan kembali
pada posisi semula oleh pegas diafragma. Sistem yang kedua adalah pengoperasian secara
hidrolis dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini.
Gambar. Pedal kopling sistem hidrolis.
Pengoperasian
kopling sistem hidrolis ini memanfaatkan tekanan hidrolis minyak. Pedal kopling dalam hal
ini berfungsi untuk menekan minyak yang ada
pada master silinder dan selanjutnya disalurkan kesilinder kopling. Tekanan minyak selanjutnya mendorong
tuas pembebas dan bantalan tekan menekan pegas
diafragma. Proses ini menyebabkan kopling memutuskan hubungan antara mesin dengan sistem
pemindah tenaga. Posisi saat pedal kopling dilepas, pedal akan dikembalikan keposisi semula
oleh pegas pengembali. Sementara plunger master silinder akan kembali oleh pegas plunger yang ada di dalam master
silinder. Karena tekanan sudah tidak ada, plunger dan tuas pembebas akan
dikembalikan keposisi semula oleh pegas pengembali dan pegas diafragma. Konstruksi master
silinder kopling hidrolis seperti terlihat pada gambar 20 berikut
ini.
Gambar
20. Master
silinder kopling hidrolis.
Konstruksi
master silinder dalam gambar tersebut, penampung minyak hidrolisnya ( reservoir ) terpisah dan
Dihubungkan
menggunakan pipa elastis. Minyak hidrolis dari reservoir melalui pipa ke
master silinder melalui saluran penghubung ( pipe joint ). Pada saat handel kopling
diinjak, tenaganya dipindahkan ke push rod dan mendorong unit plunyer bergerak
kearah kiri. Gerakan ini melawan pegas pengembaali plunger ( return spring ) dan menekan minyak
hidrolis keluar dari master silinder melalui ujung sebelah kiri, masuk ke pipa
penghubung menuju Ke silinder kopling.
Karena
sesuatu penyebab, jumlah minyak hidrolis tentu akan berkurang khususnya
karena kebocoran atau katup check kotor atau macet. Untuk menjaga agar minyak
hidrolis dalam sistem tetap jumlahnya, maka perlu penambahan. Penambahan minyak hidrolis
ini diambil dari minyak persediaan direservoir. Caranya, saat unit
plunger bergerak kekanan saat pedal kopling dilepas, maka minyak dari
reservoir akan masuk kesistem melalui katup check ( check valve ).
Dengan
demikian minyak hidrolis pada sistem akan tetap terjaga kuantitasnya. Berkurangnya
minyak hidrolis dalam sistem operasional kopling hidrolis akan menyebabkan langkah tekan
pedal kopling berkurang, atau kemungkinan gerakan pedal tidak tersalurkan hingga ke tuas
pembebas kopling. Bila ini terjadi maka fungsi kopling tidak dapat
dilaksanakan, berarti proses pemutusan hubungan tenaga dari mesin ke sistem pemindah
tenaga tidak dapat dilaksanak an, dan tenaga mesin akan selalu terhubung tidak dapat
diputuskan oleh kopling.
Silinder
kopling kopling berfungsi merubah tenaga
hidrolis pengoperasian kopling menjadi tenaga mekanik, untuk mendorong tuas
pembebas kopling. Tekanan minyak hidrolis dari master silinder diteruskan melalui pipa dan
masuk ke silinder kopling (dari ujung
sebelah kanan) mendorong piston silinder kopling
dan diteruskan ketuas pembebas kopling melalui push rod .
Konstruksinya
seperti terlihat pada gambar 21 berikut ini.
Gambar 21. Silinder kopling sistem hidrolis.
Pada
silinder kopling dilengkapi dengan baut bleeding ( bleeder plug ) yang berfungsi
untuk mengeluarkan udara dari sistem hidrolis. Seperti diketahui bila sistem
hidrolis kemasukan udara, maka sistem akan terganggu
kerjanya. Hal ini karena saat terjadi penekanan, maka tekanan tersebut mengkompresikan
udara tersebut baru menekan minyak. Bila jumlah udaranya banyak maka terjadi penekanan dari
master silinder, namun piston silnder kopling tidak bergerak. Oleh karena itu udara
harus dikeluarkan dari sistem hidrolis. Pada silinder kopling juga dilengkapi dengan boot,
yaitu karet penutup yang elastis untuk mencegah kotoran masuk kesilinder
kopling. Karet penutup ini sangat penting mengingat posisi silinder kopling
berada dibawah kendaraan, yang tentunya sangat banyak berbagai kotoran dapat
mengenainya. Kotoran tentu akan menyebabkan kerusakan, bila sampai masuk kesilinder
kopling. Sistem pengoperasian kopling untuk kendaraan berat seperti bus, truk, atau
alat berat lainnya, sering dilengkapi dengan boster.
Boster adalah unit perlengkapan yang dipergunakan untuk meringankan tenaga untuk
mengoperasikan kopling. Perlengkapan ini dioperasikan menggunakan kevacuman, pada
mesin diesel biasanya diambil dari pompa vacum yang dipasang pada sisi belakang alternator. Untuk
membandingkan antara sistem yang pakai boster dengan sistem yang tidak
menggunakan boster dapat dilihat pada gambar
22 berikut ini.
Gambar . Perbandingan unit
kopling sistem boster
Keduanya
menggunakan sistem hidrolis, yang menggunakan boster, unit boster dipasang pada silinder slave konstruksi
boster yang dipasang pada silinder
kopling dapat dilihat pada gambar 23 berikut ini.
BAB
3
PEMBONGKARAN
, PEMERIKSAAN DAN PEMASANGAN KOPLING
3.1
Pembongkaran Kopling
1. lepaskan transmisi dari mesin
2.lepaskan penutup kopling
a.berikan tanda-tanda pada penutup
kopling dan roda gaya
b.kendorkan baut-baut sekali putar
secara merata demikian sehingga pegas penegang menjadi pembebas
c.lepaskan baut-baut pengikat
,kemudian penutup kopling dan koplingnya
CATATAN : jangan menjatuhkan pelat
kopling
3.lepas bantalan pembebas dengan
hub.garpu dan karet pelindung debu dari transmisi
a.lepas klip dan tarik bantalan
pembebas dengan hub
b.lepas pegas penegang
c.lepas garpu dari karet pelindung
debu
3.2 Pemeriksaan Kopling
1.periksa
plat kopling dari keausan atau kerusakan
Menggunakan
jangka sorong , ukurlah kedalaman paku keeling .kedalaman kepala paku keeling
minimum :0,3 mm (0,012 in)
Bila
ada kelainan gantilah plat kopling.
2.periksa
keolengan plat kopling
Menggunakan
dial gauge , ukurlah keolengan palat kopling
Keolengan
maksimum : 0,8 mm (0,031 inc)
Bila
keolengan berlebihan , gantilah plat kopling.
3.
periksa keolengan roda gaya (flywheel)
Menggunakan
dial gauge ukurlah keolengan roda gaya.
Keolengan
maksimum : 0,1 (0,004 in)
4.Periksa
bantalan pilot
Putar bantalan dengan tangan ,sambil
memberikan tekanan aksial .bila bantalan macet atau terasa berat ,ganti
bantalan pilot.
CATATAN : bantalan dilumasi secara
permanen dan tidak memerlukan pembersihan atau pelumasan kembali.
5.Bila pelu ganti bantalan pilot
6.Periksa pegas diapragma dari
keausan
Menggunakan jangka sorong ,ukur
kedalam dan lebar keausan pegas diapragma .
Limit: kedalaman : 0,6 mm (0,024 in)
Lebar : 0,5mm (0,197 in)
7.Periksa bantalan pembebas
Putar bantalan dengan tangan ,sambil
memberikan tekanan aksial .bila bantalan macet atau terasa berat ,ganti
bantalan pembebas .
CATATAN : bantalan dilumasi secara
permanen dan tidak memerlukan pembersihan atau pelumasan kembali.
3.3 Pemasangan
unit kopling
1. Pasang plat kopling pada roda gaya
2.Pasang tutup kopling
a. tepatkan tanda pada tutup kopling
dan roda gaya
b. kencangkan baut pengikat dengan
rata dalam beberapa tahap ,sampai tutup kopling terduduk dengan baik
Momen
: 195 kg-cm (14 ft-1b ,19 N.m)
3.Periksa kerataan ujung pegas diapragma
4.Bila perlu <setel pegas
5. Oleskan gemuk molybdenum
dishulpide thium base atau gemuk MP
6.Pasang karet pelindung debu
,garpudan bantalan pembebas dengan hub pada transmisi
a.pasang karet pelindung debu dan
garpu pembebas
b.pasang pegas penengang
c.pasang klip pengikat untuk
megamankan bantalan dengan hub pada transmisi.
7.Pasang transmisi
BAB 4
PEMELIHARAAN DAN PENYETELAN
UNIT KOPLING DAN KOMPONEN PENGOPERASIAN
1.PEMELIHARAAN UNIT KOPLING DAN KOMPONEN
PENGOPERASIAN
Pemeliharaan
atau sering disebut dengan
maintenace bertujuan untuk menjaga kinerja suatu komponen
kendaraan tetap baik, dan mencegah atau menghindari terjadinya kerusakan pada komponen
tersebut. Hal ini tentunya juga diperlukan terhadap unit kopling dan
komponen pengoperasiannya. Hal ini mengingat fungsi
dari unit kopling dan komponen pengoperasiannya sangat penting bagi lajunya
kendaraan bermotor, dan terjadinya kerusakan pada sistem ini akan berpengaruh
terhad ap kinerja kendaraan secara menyeluruh. Proses perawatan unit
kopling dan komponen pengoperasiannya sebenarnya tidak terlalu sulit, yaitu melakukan penyetelan dan
mengidentifikasi beberapa gejala yang menunjukkan bahwa unit kopling dan
komponen pengoperasiannya mengalami permasalahan. Penyetelan merupakan prosedur agar suatu
sistem dapat bekerja secara
optimal.
1) Proses perawatan dan penyetelan mekanisme kopling sistem mekanis.
Proses
penyetelan kopling yang perlu dilakukan adalah menyetel kebebasan pedal
kopling, yaitu saat pedal tidak
Diinjak sampai
mulai menekan. Fungsi kebebasan kopling ini dimaksudkan agar saat
pedal kopling dilepas, unit
pengoperasian
kopling khususnya bantalan
tekan tidak menyentuh unit kopling
yang berputar bersama mesin.
Sehingga akan mengurangi kerja bantalan tekan dan mengurangi kemungkinan terjadinya gesekan. Setiap kendaraan
berbeda-beda, maka sebaiknya berapa besarnya kebebasan pedal kopling
dilihat pada buku manualnya.
Perawatan dan penyetelan yang perlu dilakukan terhadap unit kopling
sistem mekanik adalah memberi pelumasan dan mel akukan penyetelan.
Gambar 24.
Perawatan dan penyetelan kopling sistem mekanik.
Pada
bagian kait perlu dilumasan menggunakan greeze , untuk menghindarkan
keausan pada ujung-ujung kabel kopling. Pada bagian-bagian yang ditujunjuk pada gambar
tersebut terjadi penggeseran dengan pembebanan, sehingga kemungkinan terjadi
keausan cukup tinggi. Penyetelan yang perlu dilakukan adalah menyetel kebebasan pedal kopling.
Untuk berapa besar kebebasan pedal kopling, sangat bervariasi antar merk kendaraan.
Oleh
karena Itu, perlu melihat spesifikasi kendaraan yang akan distel, dalam buku manual. Cara penyetel
annya untuk yang sistem mekanik, adalah sebagai berikut:
A). Siapkan alat yang
diperlukan
B). Ukur kebebasan
pedal kopling yang ada.
C). Bandingkan dengan
ukuran spesifikasi kendaraan tersebut.
D). Bila tidak cocok,
kendorkan mur pengunci pada ujung kabel kopling.
E). Kendorkan mur
penyetel bila jarak kebebasan lebih kecil atau keraskan
mur penyetel bila jarak kebebasan lebih Besar dari spesifikasi.
F). Ulangi langkah 2
dan 3 sampai diperoleh ukuran kebebasan yang sesuai dengan spesifikasi.
G). Uji hasil
penyetelan dengan menjalankan kendaraan. Bila belum baik, ulangi
langkah 5, 2 dan 3, hingga diperoleh Hasil yang baik.
H). Bersihkan
kendaraan dan alat yang dipergunakan.
2) PROSES PERAWATAN
DAN PENYETELAN MEKANISME KOPLING SISTEM HIDROLIS.
Unit
kopling dan komponen operasional dengan sistem hidrolis pemeliharaannya agak
lebih rumit dibandingkan yang sistem
mekanik. Namun demikian masih tergolong sederhana dan mudah. Dalam melakukan
pemeliharaan, perlu memeriksa kondisi minyak hidrolis baik kualitas maupun
kuantitasnya. Kualitas terkait dengan berapa
lama minyak tersebut telah digunakan, yaitu dengan melihat jumlah kilometer
perjalanannya atau dapat juga dilihat dari warna minyak hidrolis. Bila sudah berwarna gelap,
berarti minyak sudah waktunya diganti. Ini merupakan salah satu
unsur pemeliharaan berkala. Bila sudah pada waktu pengantian, maka minyak perlu diganti
dengan yang baru.
Prosedur
penggantian minyak hidrolis kopling adalah Sebagai berikut:
A).siapkan bahan dan alat yang diperlukan minyak
hidrolis yang baru, kunci bleeding , slang elastis kecil, dan Penampung minyak hidrolis.
B).kendorkan baut
bleeder
C).pasang pipa
elastis diujung baut bleeder dan ujung lainnya ke penampung minyak
hidrolis.
D). Tekan pedal
kopling beberapa kali sampai dengan minyak yang direservoir habis.
E). Tuangkan minyak
hidrolis yang baru.
F). Tekan kembali
pedal kopling, hingga minyak yang keluar dari pipa elastis keluar minyak yang baru. Jaga
minyak Yang direservoir agar tidak kehabisan.
G). Saat diketahui
yang keluar pada pipa elastis sudah minyak yang baru, pedal kopling
pertahankan pada posisi tertekan.
H). Keraskan baut
bleeder, dan pompalah padal kopling.
I).tunggu
beberapa saat, dan coba tekan pedal kopling. Bila ringan tidak menggerakan
tuas pembebas kopling, berarti sistem kemasukan udara.
J). Maka lakukan
pemblidingan terhadap sistem kopling sampai udara keluar dari sistem.
K). Ulangi langkah
9). Hingga diperoleh penekanan yang baik.
L). Tambahkan minyak
hidrolis pada reservoir hingga batas maksimum, dan pasang tutup reservoir.
M).bersihkan alat
dan perlengkapan yang telah dipergunakan. Selanjutnya
proses penyetelan kopling dengan pengoperasian sistem hidrolis, dengan
langkah sebagai berikut:
A).siapkan alat dan
perlengkapan yang diperlukan
B). Menyetel
kebebasan pedal kopling, sep erti terlihat pada gambar 25 berikut ini.
Gambar 25. Penyetel pedal kopling sistem hidrolis.
C). Ukur kebebasan
yang ada, sebelum distel.
D). Hasilnya
bandingkan dengan data pada buku service manual
E).bila sama, tidak
perlu dilakukan penyetelan.
F). Bila beda lakukan
penyetelan pada push rod master silinder.
G). Penyetelan
kebebasan bantalan tekan, seperti terlihat pada gambar berikut ini.
Gambar 26. Menyetel kebebasan bantalan tekan
H). Ukur kebebasan
yang ada, sebelum distel
I). Hasilnya
bandingkan dengan data pada buku service manual
J). Bila sama, tidak
perlu dilakukan penyetelan.
K). Bila beda lakukan
penyetelan pada push rod silinder kopling.
2) Gejala kerusakan kopling.
Gejala-gejala
berikut ini menandakan bahwa terjadi kesalahan pada rangkaian kopling/kopling set
(clutch assembly)
A). Kopling selip
B). Bergetar
C). Gerakan kendaraan
yang mengejut
D).suara berisik
yang tidak lazim
E). Tidak ada gerakan
Dari
gejala-gejala di atas dapat dianalisis faktor penyebab, dan proses perawatan
atau perbaikannya. Hasil analisis seperti terlihat pada berikut ini.
Gejala-gejala penyebab , perawatan ,dan perbaikan
1.
Kopling slip
* gerak bebas pedal
kopling stel kebebasan berlebihan pedal kopling
* terdapat oli pada
permukaan disc bongkar & bersihkan
* permukaan disc bergelombang bongkar & gerinda/ ganti
* pegas kopling lemah bongkar & ganti
* kabel kopling berkarat lepas beri oli lepas & ganti
* kapas kopling habis bongkar & ganti
2.
Kopling bergetar
* permukaan disc mengkilat perbaiki/ganti
* terdapat oli pada plat bongkar & bersihkan kopling atau ganti
* dreg lager menggeser bongkar & lumasi
atau ganti
* pegas kopling lemah bongkar & ganti
* kelingan kampas lepas bongkar & ganti
* kontak permukaan disc bongkar & gerinda rusak atau ganti
* periksa dudukan mesin & transmisi ganti atau rusak
3. Gerakan kendaraan yang terlalu kecil
* kebebasan pedal kopling stel kebebasan pedal kopling mengejut
* keausan pada sambungan periksa & ganti pengoperasian
kopling
* kabel kopling memanjang periksa & ganti
* minyak rem habis periksa & isi
4.
Suara berisik
* dreg lager rusak bongkar & ganti yang tidak lazim
* pilot bearing rusak bongkar & ganti
* kebebasan pedal kopling stel kebebasan berlebihan pedal kopling
5.
Tidak ada gerakan
* plat kopling habis bongkar & ganti
* kebebasan pedal kopling stel kebebasan pedal kopling
* baut pemegang unit rumah bongkar & keraskan kopling kendor
BAB
3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kopling merupakan bagian dari sistem
pemindah tenaga dari sebuah kendaraan, yaitu sistem yang
berfungsi untuk memutus danmenghubungkan tenaga dari sumber
tenaga (mesin) ke roda kendaraan(pemakai/penggunaan tenaga). Secara garis
besar terdiri dari unit kopling, transmisi, differensial, poros dan roda kendaraan. Sementara posisi
unit kopling dan komponennya ( clutch assembly ), terletak pada
ujung paling depan dari sistem pemindah tenaga pada kendaraan. rangkaian
pemindahan tenaga berawal dari sumber tenaga ( engine ) kesistem
pemindah tenaga, yaitu masuk ke unit kopling ( clutch )diteruskan ketransmisi ( gear box ) ke propeller shaft dan keroda
melalui defrensial ( final drive ).komponen utama dari kopling mulai dari roda gila (flywheel) adalah driven plate , pressure plate , pressure plate lever , clutch release atau
throwout bearing , throwout lever . terdapat dua macam
kopling gesek yaitu kopling plat tunggal dan kopling plat ganda. Kopling gesek plat tunggal banyak dipergunakan pada
kendaraan roda empat. Sedangkan koplinggesek plat ganda banyak dipergunakan
pada sepeda motor. Ukuran kopling sangat ditentukan oleh besarnya tenaga mesin yang akan
disalurkan melalui kopling.
Sistem pengoperasian
kopling merupakan
mekanisme pengendalian fungsi kopling yang dilakukan oleh pengemudi. Sistem
pengoperasian kopling memungkinkan pengemudi dengan mudah memutus dan menghubungkan
kopling sesuai dengan yang diinginkan.
terdapat dua macam sistem pengoperasian kopling yaitu sistem mekanik
dan sistem hidrolis. komponen pengoperasian
kopling sistem mekanik adalah pedal kopling , kabel kopling , batang ulir pada ujung
kabel kopling yang berhubungan dengan tuas pembebas , pegas pengendali pedal kopling . sedangkan komponen pengoperasian kopling sistem
hidrolis adalah master silinder kopling , pipa hidrolis , silinder kopling , boster kopling .
3.2 SARAN
Didalam
memakai mekanisme kopling hidrolik haruslah di lakukan perawatan yang
rutin,seperti mengisi minyak rem jika habis dan men cek tidak ada kebocoran
pada pipa .dan gunakan minyak rem yang sesuai dengan standar kendaraannya.
semoga bermanfaat
BalasHapusartikel ini sangat bermafaat thanks sob
BalasHapusmas bisa minta softcopy nya ga??
BalasHapuskoq nda ada gambar nya nii ??
BalasHapusGambarnya mana broor
BalasHapusgambarnya mna nih wadoh
BalasHapusThe King Casino Hotel | Jamul Casino & Spa
BalasHapusThe King Casino https://access777.com/ Hotel is set 1 mile south https://deccasino.com/review/merit-casino/ of Jamul Casino, 1 MPRC Blvd, Jamul, Georgia. View map. https://jancasino.com/review/merit-casino/ This 바카라 casino ventureberg.com/ offers a variety of gaming options including slots,