Sabtu, 29 Desember 2012

makalah kopling




DAFTAR ISI

         
          DAFTAR ISI…………………………………………………………….…....1
BAB 1. PENDAHALUAN
                   1.1 LATAR BELAKANG ………………………………………………..…..…....2
                   1.2 TUJUAN PEMBELAJARAN……………………………….……………..…..2

          BAB 2. KAJIAN TEORI KOPLING
                   2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING............………………….…..3
                   2.2 JENIS-JENIS KOPLING…………....………………………………………3
                     2.3 KOMPONEN UTAMA KOPLING………….........……………………..…..7
                       2.4 CARA KERJA KOPLING……………...…………………………………..8
         2.5 FUNGSI DAN CARA KERJA KOMPONEN PENGOPERASIAN UNIT KOPLING.…9
BAB 3. PEMBONGKARAN , PEMERIKSAAN DAN PEMASANGAN KOPLING……………….…………….13
BAB 4. PEMELIHARAAN DAN PENYETELAN UNIT KOPLING DAN KOMPONEN PENGOPERASIAN..15
BAB 5. PENUTUP
            3.1 KESIMPULAN…………..………………………………………………………………………………..20
            3.2 SARAN…...……………………………………………………………………………………...…….….20






BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Makalah ini di susun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan mata kuliah Sistem Pemindah Tenaga . di mana Dosen yang mengajar mata kuliah ini menuntun mahasiswanya agar membuat makalah / tugas akhir mengenai salah materi Sistem Pemindah Tenaga( praktek ) . jadi saya sebagai mahasiswa yang mengikuti perkuliahan mata kuliah Sistem Pemindah Tenaga ini memilih sub materi tentang Kopling dan lebih di fokuskan pada kopling gesek , karena kopling merupakan suatu bagian system pemindah tenaga yang sangat berpengaruh dalam pemindahan tenaga dari fly wheel ke transmisi .




1.2 TUJUAN RUMUSAN
Ø  Agar mahasiswa mengetahui fungsi dari kopling
Ø  Agar mahasiswa mengetahui prinsip cara kerja kopling
Ø  Agar mahasiswa megetahui fungsi dan cara kerja pengoperasian kopling
Ø  Agar mahasiswa mengetahui unit dan komponen kopling
Ø  Agar mahasiswa mengetahui perawatan pada kopling
Ø  Agar mahasisiwa mampu menyetel unit kopling dan komponen pengoperasian
Ø  Agar mahasiswa mampu menganalisa gejala-gejala kerusakan pada kopling









BAB 2
KAJIAN TEORI KOPLING
2.1 Pengertian dan fungsi kopling
            Kopling adalah satu bagian yang mutlak di perlukan pada mobil-mobil bensin ,diesel dan jenis lainnya di mana penggerak utamanya di peroleh dari hasil pembakaran di dalam silinder mesin.
 Fungsi kopling
1.untuk memutus dan menghubungkan putaran dari dari flywheel ke poros input transmisi
2.untuk memperlembut perpindahan gigi (1,2,3,4,5,R)
3.untuk memungkinkan kendaraan tidak berjalan pada saat mesin hidup dan gigi perseneling tidak pada posisi netral.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh  sebuah kopling adalah:
1.  Mampu menahan adanya kelebihan beban.
2.  Mengurangi getaran dari poros penggerak yang diakibatkan oleh gerakan dari elemen lain.
3.  Mampu menjamin penyambungan dua poros atau lebih.
4.  Mampu mencegah terjadinya beban kejut.


2.2 Jenis-jenis kopling
Menurut konstruksi dan cara kerjanya ,kopling pada automobile dapat di bedakan menjadi beberapa macam antara lain :
1.koplling gesek (fraction clutch)
a.kopling gesek plat tunggal (single plate clutch)
       
                                                                         Gambar  1. Clutch assembly


Komponen utama dari kopling gesek ini adalah sebagai berikut :
(1)    Driven plate
(juga dikenal sebagai piringan kopling, pelat kopling atau friction disc /piringan gesek, atau kanvas kopling). Plat kopling bagian tengahnya berhubungan slip dengan poros transmisi. Sementara ujung luarnya dilapisi kampas kopling yang pemasangannya di keling.
Konstruksinya dapat dilihat pada gambar 6.

                                                       Gambar 2. Plat kopling tunggal.
(2).Pressure plate (plat penekan) dan  rumahnya,
 unit ini yang berfungsi untuk menekan/menjepit kampas kopling hingga terjadi perpindahan tenaga dari mesin ke poros transmisi.untuk kemampuan menjepitnya, plat tekan didukung oleh pegas kopling. Pegas kopling paling tidak ada dua macam, yaitu dalam bentuk pegas coil dan diafragma atau orang umum menyebutnya sebagai matahari. Kontruksinya seperti terlihat pada gambar 9 berikut ini.
 

  Gambar 3. Clutch asembly dengan pegas diafragma                                 Gambar 4. Pegas diafragma/matahari
                       dan pegas coil.
(3).Clutch release atau throwout bearing
 Unit ini berfungsi untuk memberikan tekanan yang bersamaan pada pressure plate lever dan menghindarkan terjadinya gesekan antara pengungkit dengan pressure plate lever untuk pegas coil. Sedangkan yang pakai pegas difragma langsung keujung pegas. Bantalan tekan ini ada tiga macam. Seperti terlihatpada gambar 12 berikut ini.
 
                                   Gambar 5. Macam-macam bantalan tekan kopling

(4)    Throwout lever/clutch fork/plate lever
Berfungsi untukmenyalurkan tenaga pembebas kopling. Konstruksi di atas berarti plat tekan bersama rumahnya dipasang menggunakan baut pada fly wheel. Sementara plat kopling dipasang diantara fly wheel dengan pelat tekan, dan  bagian tengahnya dihubungkan dengan poros transmisi dengan sistem sliding. Dengan demikian prinsip dasar bekerjanya kopling gesek dengan plat tunggal yang banyak digunakan pada kendaraan roda empat ini . Seperti terlihat pada gambar 13 berikut ini.

 
        Gambar 6 .Prinsip kerja kopling plat tunggal



b.kopling gesek plat ganda
Kopling gesek plat ganda banyak digunakan pada kendaraan ringan seperti sepeda motor dan dalam kerjanya Tercelup di dalam oli mesin. Konstruksinya seperti terlihat pada gambar 16.

                                                Gambar 7. Komponen kopling gesek plat ganda.

Konstruksi kopling gesek plat ganda menggunakan dua jenis plat, yaitu plat gesek dan plat kopling. Plat gesek tanpa lapisan kanvas, seluruhnya dari logam. Sedangkan plat kopling pada bagian yang bersentuhan dengan plat gesek dilapisi dengan kanvas pada kedua sisinya. Jumlah dan lebar plat sangat ditentukan besarnya tenaga yang akan dipindahkan.
Rangkaian komponen kopling gesek  plat ganda dapat digambarkan sebagai berikut.
                                      Gambar8. Rangkaian kopling gesek plat ganda.

Rangkaian kopling tersebut terdiri dari satu plat tekan yang ditekan oleh 4 sampai 6 buah pegas kopling.terdapat 4 buah plat gesek dan 4 buah plat kopling yang dijepit oleh plat tekan. Plat kopling dipasang pada rumah yang disambungkan dengan roda gigi yang berhubungan dengan transmissi. Sementara plat gesek dipasang pada dudukan plat gesek yang disambungkan dengan roda gigi    primer yang berhubungan dengan poros engkol.
Pada saat batang pembebas tidak ada tekanan, maka plat tekan menekan/menjepit plat kopling dan plat gesek secara bersama, sehingga terjadi aliran tenaga dari mesin ke roda gigi primer, ke plat gesek, pindah ke plat kopling, dan Keroda gigi yang berhubungan dengan transmisi.
2.Kopling fluida
Penerusan daya dilakukan oleh fluida sehingga tidak ada hubungan antara kedua poros. Kopling Fluida sangat cocok untuk mentransmisikan putaran tinggi dan daya yang besar. Keuntungannya adalah getaran dari sisi penggerak dan tumbukan dari sisi beban tidak saling diteruskan. Demikian pula pada waktu terjadi pembebanan lebih , penggerak mula tidak akan terkena momen yang akan melebihi  batas kemampuan.






2.3 Komponen Utama Kopling

1.Roda Penerus
Selain sebagai penstabil putaran motor,roda penerus juga berfungsi sebagai dudukan hampir seluruh komponen kopling.

2.Pelat Kopling
Kopling berbentuk bulat dan tipis terbuat dari plat baja berkualitaas tinggi. Kedua sisi plat kopling dilapisi dengan bahan yang memiliki koefesien gesek tinggi. Bahan gesek ini disatukan dengan plat kopling dengan menggunakan keeling (rivet).
3. Pelat Tekan
Pelat tekan kopling terbuat dari besi tuang.pelat tekan berbentuk bulat dan diameternya hampir sama dengan diameter plat kopling. salah satu sisinya (sisi yang berhubungan dengan plat kopling) dibuat halus, sisi ini akan menekan plat yang berhubungan dengan plat kopling) dibuat halus, sisi ini akan menekan plat dengan kebutuhan penempatan komponen kopling lainnya.
4. Unit Plat Penekan
Sebagai satu kesatuan dengan plat penekan, pelat penekan dilengkapi dengan sejumlah pegas spiral atau pegas diaphragma. tutup dan tuas penekan. Pegas digunakan untuk memberikan tekanan terhadap pelat tekan, pelat kopling dan roda penerus. jumlah pegas (kekuatan tekan) disesuikan dengan besar daya yang harus dipindahkan.



2.4 Cara kerja kopling
Cara Kerja Kopling

Pada saat pedal kopling ditekan/diinjak, ujung tuas akan mendorong bantalan luncur kebelakang. bantalan luncur akan menarik plat tekan melawan tekananpegas.
Pada saat pelat tekan bergerak mundur, pelat kopling terbebas dari roda penerus dan perpindahan daya terputus. bila tekanan pedal kopling dilepas, pegas kopling akan mendorong pelat tekan maju dan menjepit pelat kopling dengan roda penerus dan terjadi perpindahan daya. Pada saat pelat tekan bergerak kedepan,pelat kopling akan menarik bantalan luncur, sehingga pedal kopling kembali ke posisi semula. selain secara mekanik, sebagai mekanisme pelepas hubungan.
Sekarang sudah banyak digunakan sistem hidrolik dan booster. secara umum, sistem hidrolik dan hidrolik booster adalah sama. perbedaannya adalah pada sistem hidrolik booster , digunakan booster untuk memperkecil daya tekan pada pedal kopling. pemilihan sistem yang digunakan disesuikan dengan kebutuhan.

Pada sistem hidrolik, pada saat pedal kopling ditekan, maka batang penerus akan mendorong piston pada master silinder kopling, fluidapada sistem akan meneruskan daya ini keselinder pada unit kopling, dan piston silinder unit kopling akan mendorong tuas, dan seperti pada sistem mekanik, pelat kopling terlepas, sehingga penerusan daya dari motor ke transmisi terputus Cara kerja sistem hidrolik ini sama seperti cara kerja pada sistem rem.
2.5 Fungsi dan cara kerja komponen pengoperasian unit kopling
1. Konsep dasar fungsi dan kerja komponen pengoperasian unit kopling
Seperti telah dijelaskan kopling berfungsi untuk memutus dan menghubungkan penyaluran tenaga mesin ke roda penggerak. Untuk mengoperasikan fungsi tersebut, pada kendaraan ada dua macam yaitu sistem mekanik dan sistem hidrolik. Sistem mekanik untuk memindahkan tenaga kaki melalui pedal kopling disalurkan kabel baja ke pengungkit ( throwout lever ). Sementara pengoperasian sistem hidolik tenaga disalurkan melalui minyak rem yang dirangkai sedemikkian rupa sehingga dapat mengoperasikan kopling.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 18
.  
                                        Gambar 18. Pedal kopling sistem mekanik
Pengoperasian unit kopling sistem mekanik menggunakan kabel baja yang menghubungkan pedal kopling dengan tuas pembebas kopling. Saat pedal kopling diinjak, maka akan menarik kabel kopling yang diteruskan dengan menggerakan tuas pembebas kearah menekan pegas kopling. Sehingga plat kopling bebas tak terjepit oleh plat tekan. Saat pedal dilepas, maka pedal kopling akan dikembalikan pada posisi semula oleh pegas pengendali pedal (8). Sementara tuas kopling akan kembali pada posisi semula oleh pegas diafragma. Sistem yang kedua adalah pengoperasian secara hidrolis dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini.

                                     Gambar. Pedal kopling sistem hidrolis.
Pengoperasian kopling sistem hidrolis ini memanfaatkan tekanan hidrolis minyak. Pedal kopling dalam hal ini berfungsi untuk menekan minyak yang  ada pada master silinder dan selanjutnya disalurkan kesilinder kopling.  Tekanan minyak selanjutnya mendorong tuas  pembebas dan bantalan tekan menekan pegas diafragma. Proses ini menyebabkan kopling memutuskan hubungan antara mesin dengan sistem pemindah tenaga. Posisi saat pedal kopling dilepas, pedal akan dikembalikan keposisi semula oleh pegas pengembali. Sementara plunger master silinder akan kembali  oleh pegas plunger yang ada di dalam master silinder. Karena tekanan sudah tidak ada, plunger dan tuas pembebas akan dikembalikan keposisi semula oleh pegas pengembali dan pegas diafragma. Konstruksi master silinder kopling hidrolis seperti terlihat pada gambar 20 berikut ini.

                      Gambar 20. Master silinder kopling hidrolis.
Konstruksi master silinder dalam gambar tersebut, penampung minyak hidrolisnya ( reservoir ) terpisah dan
Dihubungkan menggunakan pipa elastis. Minyak hidrolis dari reservoir melalui pipa ke master silinder melalui saluran penghubung ( pipe joint ). Pada saat handel kopling diinjak, tenaganya dipindahkan ke push rod dan mendorong unit plunyer bergerak kearah kiri. Gerakan ini melawan pegas pengembaali plunger ( return spring ) dan menekan minyak hidrolis keluar dari master silinder melalui ujung sebelah kiri, masuk ke pipa penghubung menuju Ke silinder kopling.
Karena sesuatu penyebab, jumlah minyak hidrolis tentu akan berkurang khususnya karena kebocoran atau katup check kotor atau macet. Untuk menjaga agar minyak hidrolis dalam sistem tetap jumlahnya, maka perlu penambahan. Penambahan minyak hidrolis ini diambil dari minyak persediaan direservoir. Caranya, saat unit plunger bergerak kekanan saat pedal kopling dilepas, maka minyak dari reservoir akan masuk kesistem melalui katup check ( check valve ).
Dengan demikian minyak hidrolis pada sistem akan tetap terjaga kuantitasnya. Berkurangnya minyak hidrolis dalam sistem operasional kopling hidrolis akan menyebabkan langkah tekan pedal kopling berkurang, atau kemungkinan gerakan pedal tidak tersalurkan hingga ke tuas pembebas kopling. Bila ini terjadi maka fungsi kopling tidak dapat dilaksanakan, berarti proses pemutusan hubungan tenaga dari mesin ke sistem pemindah tenaga tidak dapat dilaksanak an, dan tenaga mesin akan selalu terhubung tidak dapat diputuskan oleh kopling.
Silinder kopling  kopling berfungsi merubah tenaga hidrolis pengoperasian kopling menjadi tenaga mekanik, untuk mendorong tuas pembebas kopling. Tekanan minyak hidrolis dari master silinder diteruskan melalui pipa dan masuk ke silinder kopling  (dari ujung sebelah kanan)  mendorong piston silinder kopling dan diteruskan ketuas pembebas kopling melalui push rod .
Konstruksinya seperti terlihat pada gambar 21 berikut ini.

                                       Gambar 21. Silinder kopling sistem hidrolis.
Pada silinder kopling dilengkapi dengan baut bleeding ( bleeder plug ) yang berfungsi untuk mengeluarkan udara dari sistem hidrolis. Seperti diketahui bila sistem hidrolis kemasukan udara, maka sistem akan terganggu  kerjanya. Hal ini karena saat terjadi penekanan, maka tekanan tersebut mengkompresikan udara tersebut baru menekan minyak. Bila jumlah udaranya banyak maka terjadi penekanan dari master silinder, namun piston silnder kopling tidak bergerak. Oleh karena itu udara harus dikeluarkan dari sistem hidrolis. Pada silinder kopling juga dilengkapi dengan boot, yaitu karet penutup yang elastis untuk mencegah kotoran masuk kesilinder kopling. Karet penutup ini sangat penting mengingat posisi silinder kopling berada dibawah kendaraan, yang tentunya sangat banyak berbagai kotoran dapat mengenainya. Kotoran tentu akan menyebabkan kerusakan, bila sampai masuk kesilinder kopling. Sistem pengoperasian kopling untuk kendaraan berat seperti bus, truk, atau alat berat lainnya,  sering dilengkapi dengan boster. Boster adalah unit perlengkapan yang dipergunakan untuk meringankan tenaga untuk mengoperasikan kopling. Perlengkapan ini dioperasikan menggunakan kevacuman, pada mesin diesel biasanya diambil dari pompa vacum yang dipasang pada sisi belakang alternator. Untuk membandingkan antara sistem yang pakai boster dengan sistem yang tidak menggunakan boster dapat dilihat pada gambar  22 berikut ini.
                              Gambar . Perbandingan unit kopling sistem boster
Keduanya menggunakan sistem hidrolis, yang menggunakan boster, unit boster dipasang pada silinder slave konstruksi boster yang dipasang pada silinder  kopling dapat dilihat pada gambar 23 berikut ini.

  










BAB 3
PEMBONGKARAN , PEMERIKSAAN DAN PEMASANGAN KOPLING

3.1 Pembongkaran Kopling
1. lepaskan transmisi dari mesin
2.lepaskan penutup kopling
a.berikan tanda-tanda pada penutup kopling dan roda gaya
b.kendorkan baut-baut sekali putar secara merata demikian sehingga pegas penegang menjadi pembebas
c.lepaskan baut-baut pengikat ,kemudian penutup kopling dan koplingnya
CATATAN : jangan menjatuhkan pelat kopling
3.lepas bantalan pembebas dengan hub.garpu dan karet pelindung debu dari transmisi
a.lepas klip dan tarik bantalan pembebas dengan hub
b.lepas pegas penegang
c.lepas garpu dari karet pelindung debu

3.2 Pemeriksaan Kopling
1.periksa plat kopling dari keausan atau kerusakan
Menggunakan jangka sorong , ukurlah kedalaman paku keeling .kedalaman kepala paku keeling minimum :0,3 mm (0,012 in)
Bila ada kelainan gantilah plat kopling.
2.periksa keolengan plat kopling
Menggunakan dial gauge , ukurlah keolengan palat kopling
Keolengan maksimum : 0,8 mm (0,031 inc)
Bila keolengan berlebihan , gantilah plat kopling.
3. periksa keolengan roda gaya (flywheel)
Menggunakan dial gauge ukurlah keolengan roda gaya.
Keolengan maksimum : 0,1 (0,004 in)

4.Periksa bantalan pilot 
Putar bantalan dengan tangan ,sambil memberikan tekanan aksial .bila bantalan macet atau terasa berat ,ganti bantalan pilot.
CATATAN : bantalan dilumasi secara permanen dan tidak memerlukan pembersihan atau pelumasan kembali.
5.Bila pelu ganti bantalan pilot
6.Periksa pegas diapragma dari keausan  
Menggunakan jangka sorong ,ukur kedalam dan lebar keausan pegas diapragma .
Limit:   kedalaman : 0,6 mm (0,024 in)
            Lebar          : 0,5mm  (0,197 in)
7.Periksa bantalan pembebas
Putar bantalan dengan tangan ,sambil memberikan tekanan aksial .bila bantalan macet atau terasa berat ,ganti bantalan pembebas .
CATATAN : bantalan dilumasi secara permanen dan tidak memerlukan pembersihan atau pelumasan kembali.
3.3 Pemasangan unit kopling

1. Pasang plat kopling pada roda gaya
2.Pasang tutup kopling
a. tepatkan tanda pada tutup kopling dan roda gaya
b. kencangkan baut pengikat dengan rata dalam beberapa tahap ,sampai tutup kopling terduduk dengan baik
Momen  : 195 kg-cm (14 ft-1b ,19 N.m)
3.Periksa kerataan ujung pegas diapragma
4.Bila perlu <setel pegas 
5. Oleskan gemuk molybdenum dishulpide thium base atau gemuk MP
6.Pasang karet pelindung debu ,garpudan bantalan pembebas dengan hub pada transmisi
a.pasang karet pelindung debu dan garpu pembebas
b.pasang pegas penengang
c.pasang klip pengikat untuk megamankan bantalan dengan hub pada transmisi.
7.Pasang transmisi
BAB 4
PEMELIHARAAN DAN PENYETELAN  UNIT KOPLING DAN KOMPONEN PENGOPERASIAN
1.PEMELIHARAAN UNIT KOPLING DAN KOMPONEN PENGOPERASIAN
Pemeliharaan atau sering disebut dengan maintenace bertujuan untuk menjaga kinerja suatu komponen kendaraan tetap baik, dan mencegah atau menghindari terjadinya kerusakan pada komponen tersebut. Hal ini tentunya juga diperlukan terhadap unit kopling dan komponen pengoperasiannya.  Hal ini mengingat fungsi dari unit kopling dan komponen pengoperasiannya sangat penting bagi lajunya kendaraan bermotor, dan terjadinya kerusakan pada sistem ini akan berpengaruh terhad ap kinerja kendaraan secara menyeluruh. Proses perawatan unit kopling dan komponen pengoperasiannya sebenarnya tidak terlalu sulit, yaitu melakukan penyetelan dan mengidentifikasi beberapa gejala yang menunjukkan bahwa unit  kopling dan  komponen pengoperasiannya mengalami permasalahan.  Penyetelan merupakan prosedur agar suatu sistem dapat bekerja secara optimal.


1)      Proses perawatan dan penyetelan mekanisme kopling sistem mekanis.
Proses penyetelan kopling yang perlu dilakukan adalah menyetel kebebasan pedal kopling, yaitu saat pedal tidak
Diinjak sampai mulai menekan. Fungsi kebebasan kopling ini dimaksudkan agar saat pedal kopling dilepas, unit pengoperasian  kopling khususnya  bantalan tekan  tidak menyentuh unit kopling yang berputar bersama mesin. Sehingga akan mengurangi kerja  bantalan tekan  dan mengurangi kemungkinan terjadinya gesekan. Setiap kendaraan berbeda-beda, maka sebaiknya berapa besarnya kebebasan pedal kopling dilihat pada buku manualnya. Perawatan dan penyetelan yang perlu dilakukan terhadap unit kopling sistem mekanik adalah memberi pelumasan dan mel akukan penyetelan.
 
                                                               Gambar 24.          Perawatan dan penyetelan kopling sistem mekanik.


Pada bagian kait perlu dilumasan menggunakan greeze , untuk menghindarkan keausan pada ujung-ujung kabel kopling. Pada bagian-bagian yang ditujunjuk pada gambar tersebut terjadi penggeseran dengan pembebanan, sehingga kemungkinan terjadi keausan cukup tinggi. Penyetelan yang perlu dilakukan adalah menyetel kebebasan pedal kopling. Untuk berapa besar kebebasan pedal kopling, sangat bervariasi antar merk kendaraan.

Oleh karena Itu, perlu melihat spesifikasi kendaraan yang akan distel, dalam buku manual. Cara penyetel annya untuk yang sistem mekanik, adalah sebagai berikut:
A). Siapkan alat yang diperlukan
B). Ukur kebebasan pedal kopling yang ada.
C). Bandingkan dengan ukuran spesifikasi kendaraan tersebut.
D). Bila tidak cocok, kendorkan mur pengunci pada ujung kabel kopling.
E). Kendorkan mur penyetel bila jarak kebebasan lebih kecil atau keraskan  mur penyetel bila jarak kebebasan lebih Besar dari spesifikasi.
F). Ulangi langkah 2 dan 3 sampai diperoleh ukuran kebebasan yang sesuai dengan spesifikasi.
G). Uji hasil penyetelan dengan menjalankan kendaraan. Bila belum baik, ulangi langkah 5, 2 dan 3, hingga diperoleh Hasil yang baik.
H). Bersihkan kendaraan dan alat yang dipergunakan.

2) PROSES PERAWATAN DAN PENYETELAN MEKANISME KOPLING SISTEM HIDROLIS.
Unit kopling dan komponen operasional dengan sistem hidrolis pemeliharaannya agak lebih rumit dibandingkan yang sistem mekanik. Namun demikian masih tergolong sederhana dan mudah. Dalam melakukan pemeliharaan, perlu memeriksa kondisi minyak hidrolis baik kualitas maupun kuantitasnya.  Kualitas terkait dengan berapa lama minyak tersebut telah digunakan, yaitu dengan melihat jumlah kilometer perjalanannya atau dapat juga dilihat dari warna minyak hidrolis. Bila sudah berwarna gelap, berarti minyak sudah waktunya diganti. Ini merupakan salah satu unsur pemeliharaan berkala. Bila sudah pada waktu pengantian, maka minyak perlu diganti dengan yang baru.
Prosedur penggantian minyak hidrolis kopling adalah Sebagai berikut:
A).siapkan bahan dan alat yang diperlukan minyak hidrolis yang baru, kunci bleeding , slang elastis kecil, dan Penampung minyak hidrolis.
B).kendorkan baut bleeder
C).pasang pipa elastis diujung baut bleeder dan ujung lainnya ke penampung minyak hidrolis.
D). Tekan pedal kopling beberapa kali sampai dengan minyak yang direservoir habis.
E). Tuangkan minyak hidrolis yang baru.
F). Tekan kembali pedal kopling, hingga minyak yang keluar dari pipa elastis keluar minyak yang baru. Jaga minyak Yang direservoir agar tidak kehabisan.
G). Saat diketahui yang keluar pada pipa elastis sudah minyak yang baru, pedal kopling pertahankan pada posisi tertekan.
H). Keraskan baut bleeder, dan pompalah padal kopling.
 I).tunggu beberapa saat, dan coba tekan pedal kopling. Bila ringan tidak menggerakan tuas pembebas kopling, berarti sistem kemasukan udara.
J). Maka lakukan pemblidingan terhadap sistem kopling sampai udara keluar dari sistem.
K). Ulangi langkah 9). Hingga diperoleh penekanan yang baik.
L). Tambahkan minyak hidrolis pada reservoir hingga batas maksimum, dan pasang tutup reservoir.

M).bersihkan alat dan perlengkapan yang telah dipergunakan. Selanjutnya  proses penyetelan kopling dengan pengoperasian sistem hidrolis, dengan langkah sebagai berikut:
A).siapkan alat dan perlengkapan yang diperlukan
B). Menyetel kebebasan pedal kopling, sep erti terlihat pada gambar 25 berikut ini.



                                      Gambar 25. Penyetel pedal kopling sistem hidrolis.
C). Ukur kebebasan yang ada, sebelum distel.
D). Hasilnya bandingkan dengan data pada buku service manual
E).bila sama, tidak perlu dilakukan penyetelan.
F). Bila beda lakukan penyetelan pada push rod master silinder.
G). Penyetelan kebebasan bantalan tekan, seperti terlihat pada gambar berikut ini.


                                Gambar 26. Menyetel kebebasan bantalan tekan

H). Ukur kebebasan yang ada, sebelum distel
I). Hasilnya bandingkan dengan data pada buku service manual
J). Bila sama, tidak perlu dilakukan penyetelan.
K). Bila beda lakukan penyetelan pada push rod silinder kopling.

2)      Gejala kerusakan kopling.
Gejala-gejala berikut ini menandakan bahwa terjadi kesalahan pada rangkaian kopling/kopling set (clutch assembly)
A). Kopling selip
B). Bergetar
C). Gerakan kendaraan yang mengejut
D).suara berisik yang tidak lazim
E). Tidak ada gerakan
Dari gejala-gejala di atas dapat dianalisis faktor penyebab, dan proses perawatan atau perbaikannya. Hasil analisis seperti terlihat pada berikut ini.

Gejala-gejala  penyebab , perawatan ,dan   perbaikan
1. Kopling slip
* gerak bebas pedal kopling stel kebebasan berlebihan pedal kopling
* terdapat oli pada permukaan disc bongkar & bersihkan
*  permukaan disc bergelombang bongkar & gerinda/ ganti
*  pegas kopling lemah bongkar & ganti
*  kabel kopling berkarat  lepas beri oli  lepas & ganti
*  kapas kopling habis bongkar & ganti
2. Kopling bergetar
*  permukaan disc mengkilat perbaiki/ganti
*  terdapat oli pada plat bongkar & bersihkan kopling atau ganti
*  dreg lager menggeser bongkar & lumasi atau ganti
*  pegas kopling lemah bongkar & ganti
*  kelingan kampas lepas bongkar & ganti
*  kontak permukaan disc bongkar & gerinda rusak atau ganti
*  periksa  dudukan mesin  & transmisi ganti atau rusak

3.  Gerakan kendaraan yang terlalu kecil
*  kebebasan pedal kopling stel kebebasan pedal kopling mengejut
*  keausan pada sambungan periksa & ganti pengoperasian kopling
*  kabel kopling memanjang  periksa & ganti
*  minyak rem habis  periksa & isi
4. Suara berisik
*  dreg lager rusak    bongkar & ganti yang tidak lazim
*  pilot bearing rusak    bongkar & ganti
*  kebebasan pedal kopling stel kebebasan berlebihan pedal kopling
5. Tidak ada gerakan
*  plat kopling habis    bongkar & ganti
*  kebebasan pedal kopling    stel kebebasan pedal kopling
*  baut pemegang unit rumah bongkar & keraskan kopling kendor
BAB 3
PENUTUP
            3.1 KESIMPULAN
Kopling merupakan bagian dari sistem pemindah tenaga dari sebuah kendaraan, yaitu sistem yang berfungsi  untuk memutus danmenghubungkan tenaga dari sumber tenaga (mesin) ke roda kendaraan(pemakai/penggunaan tenaga). Secara garis besar terdiri dari unit kopling, transmisi, differensial, poros dan roda kendaraan. Sementara posisi unit kopling dan komponennya ( clutch assembly ), terletak pada ujung paling depan dari sistem pemindah tenaga pada kendaraan. rangkaian pemindahan tenaga berawal dari sumber tenaga ( engine ) kesistem pemindah tenaga, yaitu masuk ke unit kopling ( clutch )diteruskan ketransmisi ( gear box ) ke propeller shaft dan keroda melalui defrensial ( final drive ).komponen utama dari kopling mulai dari roda gila (flywheel) adalah driven plate , pressure plate , pressure plate lever , clutch release atau throwout bearing , throwout lever  . terdapat dua macam kopling gesek yaitu kopling plat tunggal dan kopling plat ganda.  Kopling gesek plat tunggal banyak dipergunakan pada kendaraan roda empat. Sedangkan koplinggesek plat ganda banyak dipergunakan pada sepeda motor. Ukuran kopling sangat ditentukan oleh besarnya tenaga mesin yang akan disalurkan melalui kopling.
Sistem pengoperasian kopling merupakan mekanisme pengendalian fungsi kopling yang dilakukan oleh pengemudi. Sistem pengoperasian kopling memungkinkan pengemudi dengan mudah memutus dan menghubungkan kopling sesuai dengan yang diinginkan. terdapat dua macam sistem pengoperasian kopling yaitu sistem mekanik dan sistem hidrolis. komponen  pengoperasian kopling  sistem mekanik adalah  pedal kopling  , kabel kopling , batang ulir pada ujung kabel kopling yang berhubungan dengan tuas pembebas , pegas pengendali pedal kopling . sedangkan komponen  pengoperasian kopling  sistem  hidrolis adalah master silinder kopling , pipa hidrolis , silinder kopling  , boster kopling .

3.2 SARAN
            Didalam memakai mekanisme kopling hidrolik haruslah di lakukan perawatan yang rutin,seperti mengisi minyak rem jika habis dan men cek tidak ada kebocoran pada pipa .dan gunakan minyak rem yang sesuai dengan standar kendaraannya.